Selasa, 15 November 2016

Demo 4 November Bukti Orang Cinta Alquran

Aksi Bela Islam jilid II pada 4 November lalu merupakan sebuah panggilan yang ada di dalam diri tiap insan sebagai hamba Allah SWT. Umat melihat adanya penistaan yang dialamatkan kepada kitab sucinya.
Demikian dijelaskan Ustadz Abdurrahman Djaelani dalam diskusi Redbons di Redaksi Okezone, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016).
"Inilah bukti orang-orang yang cinta kepada Alquran sebagai kalam illahi," kata pria yang akrab disapa Ustadz Udjae.
Ia menjelaskan, jumlah peserta aksi damai kemarin mencapai 2,3 juta orang. Kendati demikian, semuanya mempunyai tujuan yang sama, yakni memuliakan Alquran dan meminta pemerintah untuk menangkap dan memproses Gubernur DKI non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Hukum mesti ditegakkan tanpa pandang bulu," tandasnya.
Seperti diketahui, Ahok diduga telah menistakan kitab suci ketika kunjungan dinas ke Pulau Seribu beberapa waktu lalu.
Umat Islam geram akibat pernyataan itu. Mereka pun mendesak Presiden RI Joko Widodo dan Kapolri Tito Karnavian untuk segera memproses hukum Ahok tanpa pandang bulu.

Pulau di NTT Ini Simpan Al Quran Tertua di Asia Tenggara


Al-Amudy - Kerukukan umat beragama di Indonesia menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah panjang negeri ini. Salah satu contohnya ada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Tepatnya di Alor, salah satu dari sekitar 560-an pulau-pulau yang membentuk propinsi NTT. Batas alam Alor di sebelah utara adalah dengan Laut Flores dan sebelah selatan dengan Selat Ombay.
Seperti dilansir dari Good News From Indonesia, pulau yang luasnya tak lebih dari luas Kota Palangkaraya ini dihuni oleh mayoritas pemeluk agama Protestan dan Katolik. Walaupun begitu, ternyata ada kampus STKIP Muhammadiyah di Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor. Kampus ini tentu saja menjadi tempat belajar bagi mahasiswa lintas agama, dan sebagian besar adalah mahasiswa non-muslim.


Yang menarik, di pulau Alor terdapat manuskrip Al-Quran tertua di Asia Tenggara (beberapa bahkan menyebutkan sebagai yang tertua di Asia) yang diperkirakan berusia hampir 1000 tahun. Al Quran yang terbuat dari bahan kulit kayu tipis dan tinta serta pewarna alami ini masih 98% utuh kelengkapan ayat dan suratnya.
Menurut sejarah, Al-Quran kuno ini dibawa ke Alor pada 1523 M oleh Iang Gogo dari Kesultanan Ternate (pada masa Sultan Baabullah), yang merantau bersama keempat saudaranya dengan misi penyebaran agama Islam hingga ke Alor. Pada waktu dibawa ke Alor, Al Quran tersebut sudah berumur tua. Kini Al Quran tersebut disimpan di Desa LeraBaing, Alor, di sebuah rumah milik keturunan ke-14 dari Iang Gogo, yaitu Nurdin Gogo.




Letaknya di sebelah masjid yang dibangun pertama kali di pulau Alor, Masjid Babussholah yang tak jauh dari pesisir pantai. Masjid ini dibangun sekitar tahun 1633 Masehi dan sudah beberapa kali direnovasi. Al Quran tertua dan masjid Babussholah termasuk saksi sejarah masuknya Islam di Pulau Alor melalui perdagangan, dan pengaruhnya membuat mayoritas penduduk di pesisir pulau tersebut beragama Islam.



Sementara agama Protestan dan Katolik mulai masuk ke pulau Alor pada awal 1900-an dan penyebarannya lebih banyak di kawasan pedalaman. Karena itu, populasi penduduk beragama Kristen lebih banyak di daerah pedalaman. Namun tak pernah ada gesekan antar umat beragama di pulau kecil nan indah di NTT ini. Bisa dibilang inilah keindahan Indonesia yang sesungguhnya.

Generasi Pecinta Alquran

Bukan sekadar mendekatkan anak muda dengan mengikuti kegiatan yang kontrukstif, namun, lebih kepada keutamaan atas dasar-dasar nilai Alquran.

Al-Amudy - Komunitas One Day One Juz (ODOJ) menggelar tilawah akbar dan Olimpiade Pecinta Quran (OPQ), yang digelar di Stadion Patriot Chandrabhaga Bekasi, Jawa Barat, Minggu 13 November 2016.Dari ribuan anggota komunitas yang berkumpul, hadir pula wakil ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid.Menurutnya, acara itu bukan sekadar mendekatkan anak muda dengan mengikuti kegiatan yang kontrukstif, namun, lebih kepada keutamaan atas dasar-dasar nilai Alquran.
" Ini adalah kegiatan yang sangat baik, dengan seseorang membaca Alquran, mereka akan didekatkan dengan nilai-nilai Alquran yang paling dasar, nilai aktualisme, nilai moral kepedulian sosial, dan itulah yang memang diajarkan Alquran," kata Hidayat.
Selain itu, kata Hidayat, komunitas ODOJ telah memberi kontribusi positif dengan mengajarkan nilai-nilai Alquran. Sehingga mampu memberi kedamaian bagi umat manusia.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu menambahkan, Islam merupakan agama yang terbuka, sehingga mendorong umatnya untuk belajar dari manapun.
" Saya mengapresiasi komunitas ini, justru komunitas ini bisa berkomunikasi dengan siapa saja," ucap dia.
Apabila umat Muslim sudah terbiasa berinteraksi dengan membaca Alquran, maka dalam kehidupan sehari-harinya akan timbil rasa damai dan aman.

Pangeran Charles tampilkan replika digital 'Al-Quran tertua'



Pangeran Charles akan menampilkan sebuah replika digital dari naskah al-Quran dalam kunjungannya ke Uni Emirat Arab.
Naskah al-Quran itu terbilang istimewa karena disebut-sebut sebagai salah satu yang tertua di dunia.
Versi asli naskah yang diyakini setidaknya berumur 1.370 tahun tersebut kini masih berada di Universitas Birmingham.
Pameran salinan dari manuskrip tersebut akan menjadi salah satu bagian dari program hubungan budaya antara Inggris dan UEA selama setahun.

Kepulangan simbolis

Manuskrip al-Quran berusia ribuan tahun itu disimpan Universitas Birmingham sejak 1920-an. Kisaran usia naskah al-Quran, yang dihasilkan dari serangkaian tes yang dilakukan Univrsitas Oxford, menunjukkan bahwa manuskrip tersebut adalah salah satu dari naskah awal al-Quran yang 'selamat' dan merupakan salah satu yang tertua.
Perkamen dengan ayat-ayat al-Quran ditulis di atas kulit domba atau kambing, saat ini dipamerkan di Birmingham.
Namun untuk pertama kali, replika digital manuskrip tersebut dibawa ke luar dari Inggris dan di tampilkan di sebuah acara di UEA.
Ini akan menjadi bagian dari kolaborasi mempromosikan hubungan budaya dan ekonomi antara Inggris dan UEA, di area seperti seni, pendidikan, olahraga dan iptek selama setahun.

Itu juga menandai kepulangan simbolis, paling tidak dalam bentuk replika, sebuah manuskrip yang dibuat di Timur Tengah pada awal kelahiran Islam.


'Signifikansi besar'

Manuskrip al-Quran di Birmingham diperoleh pada 1920-an oleh Alphonse Mingana, yang berasal Assyria (sekarang menjadi bagian dari negara Irak) yang melakukan perjalanan ke Timur Tengah atas biaya dari Keluarga Cadbury di Inggris.
Wakil rektor Universitas Birmingham, Sir David Eastwood, berkata manuskrip al-Quran itu memiliki signifikansi besar atas warisan Islam dan studi akademis Islam.
Namun dia berkata mungkin ada 'harta terpendam' lainnya di Koleksi Mingana di universitas tersebut, yang mewakili salah satu koleksi terbesar dari materi serupa di Eropa.
Muncul klaim bahwa naskah di Birmingham bahkan lebih signifikan dalam sejarah al-Quran.
Jamal bin Huwaireb, direktur Yayawan Mohammed Bin Rashid Al Maktoum, sebuah yayasan pendidikan yang didirikan oleh penguasa Dubai, meyakini halaman-halaman yang ditemukan di Birmingham adalah bagian dari Quran yang ditulis ulang oleh Abu Bakar, sahabat Nabi Muhammad yang menjadi khalifah pada 632 hingga 634.
"Saya sendiri yang memeriksa naskah kuno ini. Menurut pendapat saya, naskah al-Quran ini ditulis dengan rapi di atas bahan spesial dan diproduksi untuk seseorang yang penting seperti khalifah."
"Yang paling penting disini adalah kata-kata yang tertulis di dokumen kuno ini sama persis dengan kata-kata yang dibaca kaum Muslim di al-Quran saat ini," kata Huwaireb.

Pendidikan Alquran Sejak Dini




Saya amat yakin seyakin-yakinnya dengan pendapat yang mengatakan bahwa anak usia balita (bawah lima tahun) apabila dibiasakan untuk mendengar, membaca, menghafal, serta mempelajari Alquran, maka pada fase berikutnya, yakni pada masa di sekolah dasar dan awal sekolah menengah pertama/atas (SMP/SMA) hingga pendidikan tinggi (tujuh tahun tahun kedua dan ketiga atau sekitar usia 21 tahun) fungsi-fungsi penalaran, kognisi, emosi, dan sosial berikut dengan segala potensinya akan turut berkembang dan terejawantahkan ke arah yang lebih baik. 

Sayangnya, literatur penelitian ilmu pendidikan kita tidak banyak yang membahas terkait manfaat Alquran bagi perkembangan anak didik dari sisi psikologis dan nonpsikologis tersebut. Pengalaman empiris di UIN Maliki Malang telah menunjukkan bukti bahwa mahasiswa yang hafal Alquran biasanya memiliki nilai akademis cukup tinggi serta di sisi lain memiliki kepribadian dan akhlak yang baik. Semakin mantap pemahaman mahasiswa terhadap Alquran, semakin mantap pula sosok pribadi mahasiswa tersebut dalam kesehariannya. Demikian pula, seperti yang kita ketahui bahwa sejarah ilmu pada masa kejayaannya dulu ilmuwan Muslim senantiasa tidak terlepas dari penguasaannya terhadap Alquran dan Hadis. Alhasil, menurut hemat saya, kedekatan anak didik dengan Alquran sudah harus dilakukan semenjak dini, yakni pada usia-usia emas atau dikenal dengan usia balita.

Namun sayangnya lagi, upaya memasyarakatkan Alquran sejak awal di jenjang pendidikan terkendala oleh kurangnya kepedulian pemangku kebijakan pendidikan (pemerintah), untuk menempatkan Alquran sebagai sumber untuk pengembangan kepribadian, intelektual, dan sosial anak didik, terutama anak-anak yang beragama Islam. Padahal, jika kinerja mayoritas Muslim di negeri ini meningkat, persoalan bangsa Indonesia pun teratasi dengan sendirinya. Bukankah hal ini merupakan pengejawantahan dari sila pertama Pancasila?